Sahabat Fillah Until Jannah yang Selalu Didambakan
Sahabat adalah seseorang yang selalu ada untuk kita baik dalam keadan suka maupun duka. Sahabat adalah orang yang selalu menghadirkan kita dalam doa mereka. Cara orang bersahabat itu berbeda-beda, ada yang lebih senang bersahabat dengan ibu mereka, saudara mereka, dan ada juga dengan orang lain.
Sebuah persahabatan akan terasa lebih menyenangkan apabila didasari dengan niat. Niat yang benar yaitu niat karena Allah. Semua yang diniatkan karena Allah insyaallah akan berawal dengan baik dan berakhir dengan baik pula, ataupun ketika ada masalah pasti akan ada jalan keluarnya.
Sahabat atau Teman?
Ketika ditanya tentang sahabat aku sering bingung harus menjawab apa. Karena bagiku sabahat (dengan selain keluarga) adalah orang yang selalu setia bersama untuk menjalani hidup diluar lingkup keluarga. Dan sahabat adalah orang yang selalu mau menerima kekurangan kita tanpa membuka aib kita kepada orang lain.
Disisi lain banyak yang bilang kalau sahabat itu adalah orang yang selalu ada untuk kita baik dalam kaadaan suka maupun duka, dan kebanyakan dari mereka pasti menceritakan semua kehidupannya (curhat) baik yang menyenangkan atau yang menyedihkan kepada sahabat atau orang terdekat mereka. Sedangkan aku tidak bisa seperti itu, ketika aku mempunyai sesorang yang dekat denganku aku tidak mau dia tahu tentang segala sesuatu yang membuat aku sedih karena aku juga tidak mau dia ikut bersedih. Aku ingin orang tersebut hanya bisa bahagia ketika sedang bersamaku. Sekalinya muncul perasaan ingin bercerita itu harus dengan pertimbangan yang sangat lama dan sudah benar-benar yakin.
Jadi, bagaimana? Apakah itu bisa disebut persahabatan ? Atau lebih pantas disebut dengan perteman saja?
Ketika aku ingin menyebutnya sebagai teman kurasa itu kurang tepat. Kenapa? Karena menurutku teman adalah seseorang yang ada untuk kita bukan yang selalu ada untuk kita. Statusnya adalah teman, ya tapi sudah begitu saja main kesana, main kesini, ngomongin ini, ngomongin itu kalau sudah selesai ya sudah selesai. Dan kalau yang disebutkan “Teman” pasti kita punya banyak teman, sedangkan sahabat? mungkin hanya 1 dari 10 teman kita yang bisa menjadi sahabat kita.
Tetapi aku juga suka menyebutnya teman, karena kita hanya akan bersenang-senang tanpa harus memikirkan kesedihan.Terkadang status teman lebih mudah untuk hilang dan musnah hanya karena hal-hal sepele yang penanganannya kurang tepat. Dan “Teman” statusnya kadang hanya tersirat saja, hanya keluar dari mulut tidak disertai dengan hati.
Sedangkan sahabat ketika dia tau kita bersedih, kurang bersemangat dan lain-lain dia pasti akan berusaha sebisa mungkin untuk menghibur kita dengan kesungguhan dan keikhlasan yang tulus dari hati misalnya dengan cara menanyakan apa yang sedang terjadi pada kita, apakah mereka bisa melakukan sesuatu untuk kita dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Dan ketika petanyaan itu tidak bisa dijawab pasti dia akan tetap setia menunggu dan memberikan kesempatan kepada kita agar kembali berpikir bagaimana baiknya, apakah bercerita atau tetap diam saja dipendam sendiri.
Menjadi Lebih Dekat
Sebut saja dia vivi (nama samaran), dia adalah wanita muda yang pintar, baik, dan insya Allah dia salihah. Kurang lebih 7 tahun kita saling mengenal dan berteman. Belajar bareng, main bareng, jajan bareng dan masih banyak yang bareng-bareng.Tapi dulu kita tidak sedekat sekarang ini, biasalah anak sekolah teman dekatnya ya pasti teman satu bangkunya hehe.
Sahabat Hijrahku
vivia bukan shabat biasa ia adalah sahabat hijrahku. Sahabatku yang selalu mengingatkanku akan kebaikan dan ketaatan. Dia juga mau menegur dan mengingatkanku ketika aku berada didalam jalan yang salah. Walau kadang bukan lewat perkataan tapi dia tetap bisa mengingatkanku dengan perilakunya yang sangat memotivasiku.
Sering kita bertukar pikiran untuk memperbaiki diri kita masing-masing dan bagaimana cara agar kita bisa mempertahankan ikatan persahabatan ini sampai disurga kelak. Disini kita memperbaiki diri bersama-sama, mulai dari sifat dan sikap, cara berpakain, cara berbicara dan menjaga pandangan bahkan sampai dalam bagaimana cara kita memantapkan niat kita sehingga kita bisa memperbaiki ibadah dan ketaatan kita kepada Allah adalah yang menjadi tujuan utama kita.
Selain itu kita juga sering sekali membahas tentang kekurangan kita, dan juga berbagi saran satu sama lain. Tidak lupa juga yang sering kita ucapkan adalah “Selalu nasehati aku ketika aku salah, selalu ingatkan aku ketika ada yang kurang tepat pada diriku, selalu doakan aku, jangan tinggalkan aku ketika aku berada dalam keadaan yang dilarang Allah dan ajaklah aku selalu di dalam jalan yang benar bersamamu.” Ya kurang lebih seperti itulah yang kita bahas.
Intinya setalah aku mengenalnya aku merasa lebih baik dari pada aku yang dulu-dulu. Aku juga merasa bahwa dia sudah seperti saudaraku sendiri. Dia juga dekat dengan orang tuaku dan orang tuaku juga senang aku bisa bersahabat dengan dia.
LDR (Lama Dilanda Rindu)
Setelah semua barang-barang dan perlengkapanku siap kira-kira kurang lebih sehari sebelum aku berangkat aku baru bilang kepadanya kalau aku harus pergi lama, aku takut kalau harus menunggu lebih lama lagi dia akan tau dari orang lain dan itu pasti akan lebih sakit.
Ketika aku bilang sama dia memang tidak dengan pertemuan secara langsung tapi melalui chat WA. Setelah aku bercerita sedikit tentang sesuatu hal kemudian ditengah-tengan cerita aku mulai bilang dan berpamitan dengannya, dan andai kalian tau itu rasanya sangat-sangat menyakitkan. Dari balasannya dia sangat kecewa karena aku baru memberi tahunya sedangkan waktunya hanya tinggal 1 malam saja. Dia menangis dan seperti sangat tidak terima dengan semua ini, bagikupun ini begitu berat karena harus meninggalkan seorang sahabat yang selalu ada dan setia bersamaku untuk memperbaiki diri. Dia adalah salah satu orang yang bisa membuat aku tersenyum dan bahagia.
Alhamdulillah keesokan harinya kita berdua masih diberi kesempatan untuk bertemu. Harusnya malam itu kita pergi ke rutinan sholawat yang diadakan setiap malam jumat, tapi kita tidak bisa hadir karena kendaraan yang biasa kita sewa sedang ada halangan. Tepat sekali saat itu juga ada acara majelis ilmu didesa sebelah jadi kita manfaatkan waktu kita untuk mengikuti pengajian di majelis itu.
Setelah selesai acara kita langsung pulang, dia mengantarku pulang sampai rumah dan setelah itu kita harus berpisah. Walaupun berat aku harus tetap kuat karena mungkin ini adalah jalan terbaik yang Allah berikan. Jika memang persahabatan kita adalah persahabatan yang diridhoi Allah insya Allah kita pasti akan dipertemukan kembali dan akan tetap bersama aamiin.
Rindu? pasti, siapa coba yang tidak rindu dengan orang yang kita sayang apalagi dia sudah sepert saudara sediri heeem.
Semoga saya dan kalian semua yang membaca ini diberikan sahabat yang luar biasa dan persahabatan yang kita jalani diridhoi Allah sehingga bisa menjadi persahabatan yang indah dan persahabatan yang tetap dipersatukan sampai disurga kelak aamiin.
Syukron.....salam ukhtifillah
mengisi cerita ...29 oktober 2001.
Komentar
Posting Komentar